Pages

Buah Durian Musang King

Buah besar, daging tebal, rasa manis, dan legit

Bibit Durian Musang King

Lebih kokoh, Buah lebat, dan besar

Bibit Durian Bhineka Bawor Kaki 3

khas dengan buahnya yang sebesar dan lebih kokoh

Bibit Durian Musangking

Sesuai dengan harapan konsumen

Bibit Durian Bawor Super

Buah lebih besar, rasa lebih manis dan legit

http://jualbibitkelengkengunggull.blogspot.co.id

Minggu, 16 Oktober 2016

DURIAN MONTONG SUPER



Siapa sih yang tidak suka dengan RAJA-nya buah yang satu ini ?? Durian monthong dikenal karena rasanya yang sangat enak, bahkan aromanya pun lebih harum. buah durian ini mendapat julukan rajanya durian karena ukuran buahnya yang? lebih besar dari durian jenis lain dan daging buahnya yang lebih tebal. Keunggulan inilah yang membuat buah durian monthong ini memiliki harga yang lebih mahal dari jenis-jenis lainnya. bagi durian lovers tidak perlu dijelaskan panjang lebar pasti sudah tahu kelezatannya, hehehe…
Tanaman buah durian monthong merupakan salah satu jenis durian yang sangat populer di Indonesia. Tanaman buah yang memiliki nama latin Durio sp ini adalah salah satu varietas buah durian unggulan yang berasal dari Thailand. Tanaman durian ini boleh dikatakan cukup produktif dan mampu beradaptasi di berbagai tempat. Pohon durian monthong memiliki tinggi sekitar 5-8 meter. Tajuk pohon berukuran lebar 2 sampai 4 meter. Habitus tanaman berbentuk payung atau kerucut dengan percabangan batang yang rapat. Batang pohon durian jenis ini berwarna kecoklatan. permukaannya halus dan berbentuk bulat. Bunga durian monthong memiliki warna putih kekuningan yang berkelompok dalam tandan. Sekitar 1-16 kuntum bunga durian terdapat dalam satu tandan.

Bibit Tanaman Durian Monthong
Buah yang dihasilkan pohon durian dalam satu tandan sekitar 1-3 buah. memiliki bentuk buah bervariasi, dari bulat panjang sampai hampir persegi. buah durian monthong memiliki kulit yang tebal yang susah dibelah berwarna hijau kekuningan dengan duri di permukaan kulit berbentuk kerucut berukuran kecil dan agak rapat. dengan alur sekitar 4 sampai 5 alur. Daging buah durian monthong berwarna kuning emas dan tebal, sedikit terasa kering dan kurang berlemak. Daging buah manis sekali dan bertekstur halus dengan aroma tajam yang sedang. pongge sekitar 5-15. Bentuk biji lonjong berjumlah 5 – 7 biji dalam setiap buah durian. bobot buah durian monthong bisa mencapai sekitar 3-6 kg.
Durian Montong dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Namun, produksi terbaik buah durian monthong dicapai jika penanaman dilakukan pada ketinggian 400-600 m di atas permukaan laut. Tanaman buah ini cocok tumbuh di daerah yang beriklim basah atau tempat-tempat yang banyak turun hujan. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhannya yaitu tanah yang lembap, subur, gembur, tak bercadas, dan kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 1 meter.

Buah durian montong
Tanaman buah durian monthong sudah beradaptasi luas di Indonesia, sehingga proses pembudidayakan buah ini relatif tidak terlalu sulit. Tanaman buah durian monthong temasuk durian genjah dengan kedalaman lapisan tanah yang tepat, penyinaran cahaya sinar matahari yang baik, penyiraman yang teratur dan pemupukan yang baik, tanaman ini akan menghasilkan buah pada umur 3-5 tahun. Buah durian monthong berbentuk bulat, berat berkisar 2 – 5 kg bahkan lebih, dengan warna daging kuning. buah durian ini memiliki rasa buah manis sampai pahit dengan aroma yang sedang dan biji yang relatif kecil.
Buah durian monthong yang telah matang dan jatuh dari pohonnya masih dapat dimakan setelah 2-3 hari, tetapi daya tahan buah yang telah dipungut itu dapat diperpanjang dengan ruang pendingin bersuhu 15ºC.




Bibit Buah Durian monthong
Informasi Bibit Tanaman Buah Durian Monthong :
  • Nama Ilmiah : Durio sp
  • Daerah Asal : Thailand
  • Asal Bibit : Hasil okulasi
  • Ukuran bibit saat ini : 50 cm – 70 cm.
  • Rekomendasi dataran : dataran rendah / ketinggian 400 – 600 m dpl
  • Iklim Tumbuh Optimal : iklim tropis / suhu panas 30-35c
  • Kebutuhan Sinar Matahari : sepanjang hari
  • Masa Produktif : berbuah dalam 3 – 5 tahun
  • Buah bisa dimakan : dapat dimakan langsung
  • Info lain : bibit sudah ditempel dan siap menunggu bibit berkembang dan berbuah
Jika dibudidayakan didalam Pot (Tabulampot) :
  • Rekomendasi Ukuran Pot : diameter lebih dari 60cm
  • Media Tanam : tanah dan humus
  • Penyiraman : Penyiraman sehari satu kali.
  • Ilustrasi Tinggi Tanaman Akan Datang : tinggi lebih dari 5 meter, tetapi bisa di pendek kan dengan pemangkasan
  • Pemupukan : sebulan sekali dengan pupuk NPK Daun
  • Informasi Tambahan : buah kecil, manis pahit karena mengandung alkohol
Masa panen tanaman durian monthong relatif sangat tinggi. Karena sulit menerka matangnya buah, praktek yang umum dilakukan ialah menunggu sampai buah itu berjatuhan. Pemetik yang berpengalaman menggunakan berbagai kriteria untuk menaksir kematangan buah durian. Diawali dari jumlah hari yang telah dilewati sejak bunga mekar. Mereka juga memperhatikan warna, elastisitas dan letaknya duri. Intensitas bau yang keluar dari buah, suara yang terdengar jika jari-jari dijentikkan pada alur-alur di antara duri. Perubahan pada tangkai buah, dan uji-apung di air.
Sudah nggak sabar pengen punya kebun durian sendiri? Tanaman Buah durian monthong bisa menjadi pilihan anda untuk ditanam di halaman rumah anda, di kebun atau bahkan di tanam di dalam pot (tabulampot) sebagai penghias rumah anda. Ambil sekarang juga bibit terbaik ditempat kami!.Kami menyediakan bibit yang unggul dan berkualitas info lebih lanjut hubungi kami lewat SMS/ WA 0813 2711 9234 PINBB 29 EB 46 D9


Selasa, 04 Oktober 2016

Penyebab Rontok Pada Bunga Durian

Secara umum, kerontokan bakal buah pasca persarian bunga, disebabkan karena beberapa faktor :

1. Kerontokan karena faktor fisiologis kimiawi :
Kandungan nutrisi, khususnya hara fosfat (P) dan kalium (potassium = K) yang terbatas dalam tanah atau media tanam tabulampot menjadi faktor penyebab utama kerontokan bunga dan bakal buah atau buah yang sedang mengalami proses pembesaran. Jika kandungan kalium dalam tanah sangat terbatas, maka kerontokan buah akan menjadi lebih banyak. Kerontokan buah ini akan semakin parah jika pasokan air dari dalam tanah ke tanaman juga terbatas. Jika kerontokan buah disebabkan oleh faktor malnutrisi kalium, maka pemberian pupuk kalium, baik dalam bentuk tunggal (Kalium Chloride, KCl) maupun dalam bentuk majemuk (Kalium nitrate, KNO3) dapat menjadi solusi untuk mengatasi kerontokan buah. Pemberian pupuk yang mengandung kalium harus dilakukan seawal mungkin, sebelum pembungaan berlangsung dan pasca persarian selesai sehingga pemanfaatan unsur hara oleh tanaman dapat terjadi secara optimal. Pada beberapa kasus, pemberian pupuk fosfat yang dikombinasikan dengan kalium (pupuk MKP, mono kalium phosphate, KH2PO4 misalnya) sangat membantu tanaman untuk berbunga dan berbuah dengan normal karena pasokan kalium diberikan dalam jumlah lebih sedikit, namun diberikan bersamaan dengan pemberian fosfat yang sangat dibituhkan tanaman saat memasuki periode vegetatif untuk berbunga dan berbuah. Pasokan air sebagai salah satu komponen utama dalam proses fotosintesis juga akan sangat membantu mencegah timbulnya masalah kerontokan bakal buah. Pasokan air yang cukup jangan diartikan bahwa tanaman harus mendapatkan air dalam jumlah berlebihan, namun harus dimaknai bahwa kondisi tanah di sekeliling media tanam haruslah selalu berada dalam keadaan lembab (bukan becek, apalagi tergenang), untuk memastikan bahwa pasokan air selalu tersedia saat dibutuhkan oleh tanaman untuk proses persarian, pembesaran dan pemasakan buah. Ketersediaan kalium dan fosfat yang baik akan lebih bermakna bagi tanaman jika ketersediaan air juga mencukupi, sehingga proses pembentukan dan pengisian buah akan berlangsung dengan baik pula.

2. Kerontokan karena faktor biologis :
Pasca persarian bunga, seharusnya diikuti oleh pembentukan bakal buah yang akan berkembang menjadi buah sempurna, namun sering terjadi bakal buah rontok karena terserang beberapa jenis hama maupun penyakit buah. Hama-hama ini umumnya menyerang, dimulai pada saat pembentukan kelopak bunga hingga pembentukan bakal buah pasca persarian bunga. Beberapa hama berwujud ulat yang memakan bakal buah yang baru terbentuk, hama penggerek berupa serangga yang menghisap cairan sel bakal buah yang baru terbentuk, serta beragam jenis kutu penghisap cairan sel yang mengeluarkan sejenis madu yang disukai oleh semut. Simbiosis antara kutu dengan semut ini menimbulkan gejala lapisan hitam (embun jelaga) di sekujur bakal buah dan daun di sekelilingnya. Selain merusak buah muda, tampilan tanaman secara keseluruhan juga menjadi jelek karena lapisan jelaga hitam terlihat mengotori tanaman. Selain itu, jelaga hitam juga menghalangi daun tanaman untuk berfotosintesis dengan normal, dan mengurangi jumlah fotosintat yang terbentuk untuk disimpan sebagai cadangan bahan kering (biomassa) di dalam tubuh tanaman.

3. Kerontokan karena faktor fisik :
Di musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi, yang mengguyur terus-menerus dengan intensitas jangka waktu panjang, menjadi penyebab utama rontoknya bunga atau bakal buah pasca persarian. Dalam kondisi basah, benangsari (alat kelamin jantan pada bunga) lengket satu sama lain karena terikat oleh air, benangsari tidak bisa bertemu dan membuahi kepala putik (alat kelamin betina pada bunga). Sebaliknya di musim kemarau, suhu panas yang ekstrim disertai dengan pengaruh kelembaban yang rendah di siang hari, juga menjadi faktor fisik penyebab kegagalan persarian, karena pada suhu ekstrim, viabilitas atau daya hidup dan vigor benangsari menjadi sangat rendah (singkat) sehingga sulit bagi benangsari untuk tetap viabel dan membuahi kepala putik. Akibat kedua penyebab utama ini, bunga akhirnya layu dan gagal membentuk bakal buah karena proses persarian bunga tidak berlangsung secara normal.


Selain faktor-faktor tersebut di atas, pada tanaman-tanaman tertentu, terdapat selisih waktu yang cukup nyata antara pemasakan benang sari (alat kelamin jantan) dan kepala putik (alat kelamin betina), artinya, benang sari masak lebih awal atau bahkan masak lebih lambat dari masaknya kepala putik. Perbedaan waktu pemasakan inilah yang menjadi penyebab kegagalan persarian pada tanaman karena benang sari tidak dapat membuahi kepala putik. Akibatnya, bunga langsung layu beberapa waktu setelah bunga mekar. Pemberian beberapa senyawa kimia, misalnya gibberelic acid (GA3), dapat merangsang terjadinya pemasakan benangsari yang serempak dengan pemasakan kepala putik atau sebaliknya, yang bertujuan untuk meningkatkan persentase keberhasilan persarian/pembuahan dan pada akhirnya akan meningkatkan pula persentase bunga menjadi bakal buah. Aplikasi GA3 konsentrasi sangat rendah (misalnya, kurang dari 200 ppm/bpj : bagian per juta) dapat dilakukan sebelum atau pada saat masa pembungaan berlangsung, diaplikasikan dengan cara penyemprotan bakal bunga maupun dengan cara pengocoran ke akar tanaman, akan sangat tergantung kepada jenis tanaman yang diperlakukan.

Pada beberapa tanaman, kegagalan persarian bunga dan tentu saja tidak akan diikuti oleh pembentukan bakal buah juga bisa terjadi karena ketidak hadiran serangga penyerbuk (entomogami), sehingga relatif sulit bagi benang sari bunga untuk menyerbuki kepala putik. Peranan angin sebagai salah satu penyebab terjadinya persarian bunga (anemogami) juga minimal, sehingga perlu dilakukan penyerbukan buatan dengan bantuan tenaga manusia, contoh pada tanaman panili, beberapa varietas salak, serta varitas buah naga. Benangsari dari bunga yang mekar diambil menggunakan kuas dan benangsari yang terkumpul kemudian dikuaskan ke kepala putik saat kepala putik siap untuk dibuahi, sementara pada salak diambil bunga jantan yang matang dan dilekatkan sambil dioles-oleskan ke bunga betina agar terjadi persarian atau perkawinan. Dengan proses artifisial ini diharapkan terjadi persarian bunga dan dari persarian tersebut tentu saja diharapkan muncul bakal buah yang akan berkembang menjadi buah sempurna. Tanpa persarian buatan, bunga akan mekar lalu kemudian layu dan rontok begitu saja.







 

Blogger news

Blogroll

About